Sunday, August 31, 2008

SEAWEED FOOD PRODUCTS IN KAGOSHIMA, JAPAN






Seaweed plants: Porphyra, Laminaria and Undaria








Some seaweed food products: Nori, Sushi, Kombu and Wakame

Seaweed food products (produk makanan rumput laut) are popular food in Japan. In this country, there are 3 prominent seaweed products called nori, kombu and wakame. Nori is made from porpyra plant, kombu is made from laminaria plant and undaria plant is used for making wakame. We can eat nori sheet directly or sushi wrapped by nori, sometimes they eat dried kombu and wakame directly or cooking together with misoshiru (Japanese Soup), fish soup, etc. The other fresh seaweed plants are served as salad, i.e., Meristotheca papulosa, Grape Caulerpa (umi fudo) etc.

Note:
The other products are made from general seaweed plants, i.e., food industry (bakery, soup, sauce, ice cream, jelly, sweets, fruit cocktails, cheese, pudding, jam, beer, wine, coffee and chocolate), pharmaceutical industry (laxative, covering of antibiotics and vitamin capsules and tooth mould material), cosmetic industry (salve, cream, lotion, lipstick and soap), textile industry (protect the luster of silk, etc.), leather industry (firming soft surfaces and softening stiff surfaces and as plywood sticking agent), and other industries (film plates, toothpaste, shoe polish, filler for fish transportation, meat and fishery canning).

Friday, August 29, 2008

Awal Perjalanan


Perjalanan ku dimulai dari sebuah kata "Petaling", sebuah tempat yang mempunyai arti harfiah nama pohon. Walau tempat ini ada juga di Malaysia, tapi Petaling yg saya maksud ada di Kab. Musibanyuasin, Sumatera Selatan, sekitar 120 km dari Kota Palembang.

Setelah aku berumur 12 tahun, akupun bertanya-tanya, "kenapa aku, keluarga dan nenek-buyutku berada di Petaling". Tak begitu lama seorang pamanku bercerita seputar jawaban pertanyaan ku tersebut. Berbdea dengan penduduk sekarang yg semuanya muslim, kala itu nenek-buyutku masih tercatat sebagai orang hindu. Mereka masih suka bercocok tanam di hutan belantara, dan suatu ketika disaat bercocok tanam tersebut mereka menemukan jejak kaki sang harimau yg diikuti oleh jejak kaki sang rusa. Dari pertanda ini mereka berfirasat bahwa tempat ini merupakan tempat yang aman, sebab seekor rusa bisa mengikuti perjalanan seekor harimau. Untuk memudahkan mengingat daerah ini mereka melihat disekitarnya ada pohon petaling, sehingga mereka menyebut daerah ini dengan kata petaling, merekapun bersepakat untuk hidup bersama di petaling dalam suka dan duka hingga saat ini.

Setidaknya itulah harapan nenek moyangku dulu, semoga sampai kapanpun Petaling akan menjadi daerah yang aman, tetram, damai, adil dan sejahtera. Amiiin.....